Slum rel Senen

Slum di rel Senen Jakarta. Ketimpangan kesejahteraan, dari dulu hingga sekarang. Sepertinya tanpa solusi.

Read more of this post

Subuh Pasar Minggu

Ingin share mengenai pasar di Pasar Minggu di waktu subuh. Setiap moment subuh ini begitu mengesankan rasanya. Hawa subuh dingin menjadi berkurang dinginnya, saat tubuh-tubuh yang bekerja dengan sendirinya menghangatkan. Keringat yang keluar tak terasa membasahi tubuh-tubuh yg bekerja. Badan menjadi segar, dan semangat kini bertambah. Lampu-lampu neon putih, dengan bolam berwarna kuning, membuat subuh yang masih gelap terasa begitu benderang dan berwarna cerah. Bayang-bayang para pedagang dan pembeli membaur. Transaksi berjalan begitu saja. Melupakan dingin, dan gelapnya subuh.

Sayuran menjadi barang utama yang di perjualbelikan. Sampah bertebaran,terinjak-injak, dan saat pagi nanti, petugas akan membersihkannya. Begitu banyaknya sampah. Menggunung, apabila di kumpulkan dari aktivitas subuh itu. Bayangkan, bila seluruh sampah pasar di Jakarta di kumpulkan. Berton-ton akan terkumpul dan siap masuk ke penampungan sampah terakhir.

Dan lalu lalang mobil, motor, tidak henti-hentinya. Berjejer motor terparkir di pinggir2 jalan.Beberapa menunggu sendiri motor mereka, lainnya meninggalkannya dengan penjagaan tukang parkir. Metro mini beroperasi 24 jam. Membawa penumpang, masuk dan keluar dari Pasar Minggu ini. Angkot dan mobil-mobil pribadi, seakan tiada hentinya. Lampu sorot yang begitu terang, terkadang menyilaukan menghalangi mata untuk melihat.

Beberapa terlihat masih terkantuk-kantuk. Sepertinya tenaga mereka telah terkuras, memulai aktivitasnya dari tengah malam. Hingga saat subuh, tak terkira penat mereka. Kantuk melanda, dan menyenderkan tubuh mereka sesaat. Terlelap dalam tidur. Dan subuh begitu cepat. Matahari seakan tidak ingin lama menunggu untuk timbul dan memancarkan cahaya egonya. Pasar di Pasar Minggu.

Read more of this post

Sepur Senen

Sore menjelang malam, kami menyelusuri rel sepur di daerah Senen. Mungkin temenku ada perasaan jengah, dan gamang, untuk memasukki area ini. Banyak hal awal berkecamuk di pikiran kami, apa sebenarnya yang ada di dalam area tersebut. Karena kami memang jarang, atau belum pernah, masuk dan mencoba berinteraksi di dalamnya. Sehingga segala pikiran2 awal akan sebuah ketercekaman mudah memburu kami.

Di satu sisi, kami hanya ingin mengiyakan bahwa segala hal yang ada di depan kami hanyalah sebuah realita. Tidak mudah untuk membuat intepretasi sehingga dapat memuaskan segala pertanyaan, dan kekosongan dalam pemaknaan nalar kami. Seperti menarik garis merah antara fenomen2, antar objek dan subjek, dan menghubungkannya menjadi sebuah cerita yang di pahami bersama. Kontradiksi antara wawasan awal dan pengertian seketika, memberikan sebuah kesemrawutan. Sehingga kami mudah larut dalam pengertian simpati, dan moralitas sesaat.

Hari mulai redup. Kekuatan kamera analog kecil saya tidak mungkin meng-capture jelas setiap jejak yang berserakkan. Dan di sayangkan juga, beberapa frame musti terbakar karena kesalahan prosedur yang seharusnya tidak terjadi. Dan inilah beberapa foto yang masih tertinggal, yang dapat saya bagi. Meskipun buram, under, tetapi semoga dapat memberikan sebuah tarikan makna baru akan sosialita di sekitar kita.

-alan- Senen 05 Desember 2010.

Read more of this post

kemacetan Jakarta

Kemacetan menjadi suatu keniscayaan tersendiri saat anda tinggal di Jakarta. Sepertinya tidak ada sebuah solusi permanen untuk mengatasi kemacetan ini. Setiap hari, setiap jam, bahkan setiap menit, anda bisa saja terjebak di kemacetan saat motor atau mobil tercebur dalam lalu lintas Jakarta. Ohh…. begitu memilukan.


Read more of this post